Jumat, 03 Juli 2015

Teman



Mendengarkan alunan musik akustik
Sungguh menyenangkan
Apalagi musik Akdong Musician - On The Subway
Membuatku menikmati kala senja
Berteman angin lembut yang membelai tanganku
Serta suara sayup-sayup panggilan beribadah

Lagu itu mengingatkanku
Akan banyak kenangan yang telah kubuat
Bersama teman-teman
Lukisan indah yang kubuat bersama mereka
Sudah mampu membuatku tertawa
Kala aku menikmati senja ini

Lagu itu mengingatkanku
Pada seorang teman yang lebih muda dariku
Bertubuh besar
Namun memiliki tingkah laku yang lucu
Dan membuatku selalu tertawa jika bersamanya

Lukisan yang kubuat dengannya
Membekas kuat di dalam ingatanku
Di tempat indah yang dilengkapi biang lala
Kami pun sempat menaikinya berdua

Menikmati indahnya kota malang dari atas
Merasa takjub sekaligus takut
Berteriak melepaskan beban kami
Dan berharap biang lala akan terus membawa kami
Berputar sampai puas

Tak hanya itu
Menikmati indahnya taman itu di malam hari
Benar-benar indah
Lampu-lampu hias mulai menampakkan diri
Membuat cantik taman kota itu
Kami duduk di dekat air mancur

Menikmati biang lala yang kami naiki
Dia bermandikan cahaya lampu
Cantik
Kami tak ingin beranjak dari tempat itu

Angin sore membelai wajah kami dengan lembut
Membuat kami ingin bermanja-manja dengan mereka
Adik-adik kelas yang sibuk berfoto ria
Membuat kami tersenyum dengan pose mereka

Angin yang bertekanan rendah mulai memegang tubuh kami
Namun tak menyurutkan keinginan kami
Untuk tetap duduk menikmati taman yang bermandikan cahaya itu
Kami mulai membuka pembicaraan tentang kehidupan
Dan saling bertukar pikiran tentang pertemanan

Konsep saling memahami
Menjadi topik kami malam itu
Kami ingin dipahami dan dimengerti
Namun yang terpenting
Memahami dan mengerti orang lain

Karena sejujurnya mereka, teman kita
Menjadi dekat dengan kami
Karena mereka ingin
Dipahami dan dimengerti

Percakapan dan diskusi itu berjalan begitu seru
Sampai kami dipanggil untuk segera kembali

Terimakasih teman
Kau mau melukis pemandangan indah bersamaku
Malam itu
Di taman kota Malang

Kamis, 12 Februari 2015

Surat untuk Stiletto Book


Hai readers, khususnya para juri “Surat untuk Stiletto Book”, kali ini saya akan menceritakan asal usul saya bisa mengenal Stiletto Book www.StilettoBook.com. Saya sendiri tidak tahu bagaimana saya dapat mengenal nama tersebut. Tiba-tiba saja nama Stiletto Book ada di beranda twitter saya. Aneh bukan? Memang sudah sangat lama, kemungkinan hampir 2 tahun, saya tidak membuka akun media sosial saya itu. Setelah saya mendapat sebuah gadget baru, Alhamdulillah, saya dapat aktif kembali di media sosial yang berlambangkan burung biru itu. Di situlah awal mula saya melihat, mengenal dan mulai mengikuti berita-berita mengenai novel-novel terbaru dari Stiletto Book.
Saya terus mengikuti twit-twit stiletto karena saya juga suka menulis. Dan saya melihat ada pemberitahuan bahwa Stiletto Book mengadakan writing contest. Saya pun mulai mencari tahu tentang identitas Stiletto Book.  Saya baru mengetahui bahwa Stiletto Book adalah suatu komunitas bagi para penulis wanita atau perempuan. Awalnya saya kira bahwa ini adalah komunitas umum. Untunglah saya perempuan, sehingga tidak masalah untuk memasuki komunitas ini.
Saya lebih tertarik membaca novel-novel yang dipamerkan oleh Stiletto Book baik di twitter maupun di website. Tiga buah novel yang ingin saya baca adalah
1. This Guy is Mine

Buku ini termasuk buku baru di Stiletto Book. Bagian dari buku ini yang menarik perhatian saya pertama kali adalah covernya. Saya kira novel ini akan bercerita tentang dua orang laki-laki yang memperebutkan seorang wanita. Namun setelah saya  membaca sinopsisnya, ternyata saya salah. Novel ini menceritakan adanya konflik antara seorang wanita, Raisa dengan seorang guy, Sammy. Mereka berdua memperebutkan seorang laki-laki yang (kemungkinan) tampan bernama Bastian. Menarik. Out of the box, I think. Saya membayangkan ketampanan Bastian seperti karakter tokoh bernama Bastian juga di “Tetangga Masa Gitu Sih” pada salah satu stasiun televisi swasta nasional. Saya juga ingin tahu lebih dalam mengenai karakter Sammy yang seorang guy. Apakah dia memiliki postur tubuh seperti laki-laki biasa atau agak lekong alias banci? Saya merasa pasti sangat menarik untuk mengetahui lebih lanjut isi cerita dari novel ini. Namun sayangnya saya belum ada waktu untuk mencari buku itu di toko buku terdekat.

2.  Distance

Novel kedua yang ingin saya baca adalah Distance. Sebelumnya saya sempat bertanya-tanya mengapa dua novel yang saya suka memiliki judul dengan kata bahasa Inggris bukan kata bahasa Indonesia. Apakah dengan menulis judul dengan kata bahasa Inggris akan lebih menjual? Entahlah. Mungkin ini bisa menjadi pertimbangan saya dalam menulis sehingga saya akan menggunakan kata bahasa Inggris dalam judul beberapa tulisan saya selanjutnya.
Saya akan kembali membahas alasan mengapa saya ingin membaca novel ini. Maaf, tadi saya sedikit ngelantur.
Bagian yang membuat saya tertarik dari novel ini adalah dari sinopsisnya. Setelah membaca sinopsisnya, kalimat terakhir yang mengatakan, “Mengapa mencintai dan dicintai bisa menjadi begitu rumit saat orang-orang di sekeliling juga mulai berbicara?” sangat mirip dengan cerita cinta dalam kehidupan saya walaupun tidak ada jarak yang begitu jauh seperti cerita dari novel ini. Saya ingin mengetahui bagaimana cara Kirana menghadapi semua itu dan bagaimana akhir dari kisah cintanya. Saya kira saya akan bisa belajar sedikit dari Kirana jika membaca buku ini.
3.  Ladies Journey

Buku ini menjadi menarik bagi saya karena cerita dalam buku ini tidak hanya ditulis oleh satu orang melainkan ditulis oleh banyak orang. Dari sinopsisnya, saya dapat menarik kesimpulan bahwa kebanyakan cerita dari buku ini akan menyedihkan pada bagian awalnya dan berakhir dengan kebahagiaan atau “Happy Ending”. Seperti novel Distance, saya harap saya dapat belajar lebih banyak tentang kehidupan, khususnya kehidupan wanita, dengan membaca keseluruhan dari cerita di novel ini. Mungkin lebih tepatnya, saya akan terinspirasi menjalani hidup ini dengan lebih baik melalui pesan-pesan atau amanat dari buku ini.
 Sekian tulisan yang tidak berharga dari saya. Saya ucapkan terimakasih dan selamat ulang tahun untuk Stiletto Book. Semoga Stiletto Book menjadi lebih baik dan menjadi inspirasi bagi para penulis wanita di Indonesia.
Nama lengkap : Shita Dhiyanti Vitasari
Instagram : Shitayounii
Alamat Email : shita.dhiyanti@gmail.com


 

Kamis, 05 Februari 2015

It’s Same, Right?



Bagai cahaya dari kejauhan, wajahnya yang cantik itu hampir tak terlihat karena banyaknya kawan yang mengelilinginya. Wajahnya, gaya rambutnya, warna kulitnya sampai senyumnya benar-benar membiusku hari itu. Aku tak mampu menahan rasa ini setiap kali aku melihat dia tersenyum. Rasa ini membuat aku sulit bernapas dan ingin memilikinya. Senyumnya memiliki dua makna bagiku. Senyumnya adalah vitamin dan racun bagiku. Terkadang menyenangkan, terkadang membuatku susah menyangga kepala. Senyumnya memenuhi otakku karena aku belum bisa memilikinya. Ya sepertinya, aku jatuh cinta untuk kedua kalinya. Pada tipe orang yang sama. Berpenampilan sederhana dan selalu tersenyum. Entah mengapa hatiku dapat terjebak dalam ruang auranya. Dan sulit rasanya membebaskan hatiku dari ruang itu.
Senyumnya tak hanya menjebak diriku namun juga membuatku selalu gugup di dekatnya hingga aku tak berani berbincang-bincang lama dengannya. Perbincangan paling lama yang pernah kami lakukan hanya terjadi kurang dari 15 detik. Saat itu dia bertanya dan aku hanya menjawab dengan satu kata yaitu ya. Ketika satu kelompok dengannya, aku juga tak pernah memulai percakapan karena aku gugup. Aku selalu menghindarinya. Aku selalu tak pernah menyapanya agar aku tak salah tingkah.
Banyak hal istimewa yang terjadi di antara kami. Salah satu hal istimewa yang terjadi adalah pertemuanku dengannya di tempat makan suatu pusat perbelanjaan. Saat itu aku menemani dosen dan anaknya menyantap makan siang di sana. Sebenarnya bukan bertemu, aku hanya melihatnya dari kejauhan. Dia duduk bersama seseorang di sana. Namun seseorang itu tak terlihat jelas dari tempat dudukku. Apakah dia bersama teman laki-laki? Rasa ingin tahuku memuncak saat itu. Aku memanfaatkan tubuhku yang tinggi ini untuk melihat lebih jelas siapa orang yang bersamanya. Hatiku mulai tenang ketika aku tahu orang yang duduk di depannya adalah orang yang berjilbab. Untunglah seorang yeoja (perempuan).
Dosenku yang bingung melihat tingkahku mencoba untuk menyadarkanku. Aku kaget dan segera minta izin ke kamar mandi agar tidak ditanyai lebih lanjut. Aku melangkahkan kaki melewati jalan yang berseberangan dengan mejanya. Aku memperhatikannya walau sebentar. Senyumnya bagai vitamin saat itu dan tak disangka dia menoleh kepadaku. Aku segera membuang wajahku. Wow! Dia melihatku, apakah dia mengenaliku? Apakah dia akan membicarakan diriku pada temannya itu? Entahlah

Hal istimewa lainnya terjadi ketika aku berkesempatan melakukan perjalanan wisata bersamanya. Walaupun tidak hanya kami berdua yang ikut, tapi perjalanan ini sudah cukup memberikan kenangan yang manis bersamanya. Kesempatan ini baru aku dapatkan sekitar jam 9 malam..........
To be continued.....