Jumat, 25 April 2014

Love is Simple - Part 1



Detak jantungku berdegup dengan kecepatan yang tak konstan. Ada apa gerangan? Oh jantung berdeguplah seperti biasa karena aku akan susah mengendalikan tubuhku ini.
Jantung ini mulai berdegup tak konstan sejak aku menemukan sosok anak laki-laki yang kukagumi. Bukan karena apapun, namun auranya tiba-tiba menarik kedua bola mataku untuk selalu melihatnya setiap dia muncul di depan mataku. Tubuhnya yang kecil, gaya rambut yang lucu, dan wajah sok cool yang membuat aku tertawa tersipu-sipu.
Diam - diam aku mencoba mencari tahu tentang dirinya. Wajah itu, wajah yang baru di jurusanku. Dan aku berkesimpulan bahwa dia adalah anak dari angkatan baru. Ah, lagi-lagi aku mengagumi seseorang yang lebih muda dariku. Aku selalu melihat-lihat sekelilingku ketika masuk kuliah berharap menemukan sosoknya untuk menghibur mataku yang telah lama kuistirahatkan karena tak ada yang menarik.
Sambil menunggu dosen yang tak segera memasuki kelasku, aku berjalan keluar dan berharap menemukannya. Dan untuk pertama kali, mata kami saling bertemu. Oh my God. Keren banget sih anak ini. Tak lama aku langsung mengalihkan pandanganku darinya. Setelah dia berbalik menuju kelasnya, aku melihatnya sekali lagi. Tas coklat dihiasi dengan gambar beruang kuning lucu… oh ingin aku memilikinya juga. Eh….. Aku pun memegangi besi pagar di depan kelas sambil tersenyum-senyum sendiri. Mata kami bertemu……..
Di kesempatan selanjutnya, aku dan teman-temanku sedang sibuk melakukan praktikum. Datanglah sekelompok anak angkatan baru, 2000 A, untuk melakukan pra-praktikum. Mereka melakukan pra-praktikum di meja yang letaknya tepat di samping meja dimana aku melakukan praktikum. Aku berharap dia juga datang dan duduk di sana agar aku bisa melihatnya dengan jelas. Aku terus memperhatikan setiap kelompok yang datang dan berharap dia ada di antara kelompok yang masuk itu. Hampir semua kelompok telah melakukan pra - praktikum, namun mengapa dia tidak terlihat. Apakah dia bukan dari kelas 2000 A? Apakah dia di kelas 2000 B? Lalu kapan 2000 B akan pra-laboratorium? Atau jangan-jangan dia tidak masuk karena sakit? Ah semua hal ini memenuhi pikiranku hingga aku tak fokus melakukan praktikum.

Ketika aku dan teman-teman telah selesai dan membersihkan alat-alat praktikum, aku melihat sekelompok anak angkatan baru dan…….sosok anak yang selama ini kukagumi. Rambutnya yang berponi itu memudahkanku untuk segera mengenalinya. “Oh Tuhan, mengapa dia setampan itu?” Dia duduk di sana dengan gaya coolnya dan aku hampir tidak bisa menguasai tubuhku  karena detak jantung yang tak konstan ini. Mataku tertuju padanya dan aku memanggil-manggilnya di dalam hati, “Hey, lihatlah kemari!” dan seketika dia menolehkan wajahnya ke mejaku dan mata kami bertemu kembali. Saking kagetnya aku hampir saja memecahkan gelas kimia pyrex dengan tanganku. Teman-temanku pun berteriak dan memarahiku satu persatu. Aku hanya bisa mengucapkan maaf dan sesekali menyuruh mataku untuk melihatnya. Ah… betapa malunya aku. Apakah dia tahu kalau aku mengaguminya?
Setelah keluar dari laboratorium, aku masih duduk di gazebo depan laboratorium bersama teman-teman untuk membahas data yang kami dapatkan tadi. Dan jantungku masih berdegup kencang. Suara teman-teman diskusi hanya seperti angin yang masuk dari telinga kanan dan keluar melalui telinga kiri. Aku mencoba menikmati detak jantung yang tak konstan ini.  “Is it Love?” tanyaku dalam hati. Namun semakin kurasa, sepertinya aku tidak ingin memilikinya, aku hanya ingin menikmati rasa seperti ini. Karena begitu menyenangkan dan sekali lagi aku tersenyum sendiri.
Dari beberapa info yang telah aku dapatkan, aku tahu bahwa dia adalah salah satu anggota himpunan mahasiswa. Wow… Daebak! Dan setelah beberapa lama aku hanya memandanginya, akhirnya aku tahu siapa namanya. Ketika salah satu temannya berteriak “Kyota…..tunggu!”, dia menghentikan langkahnya dan menoleh ke arah teman yang berteriak tadi. Ah ….. Kyota, aku mengagumimu.  
Hari yang kutunggu-tunggu akhirnya datang. Hari itu adalah  ...................


To be continued....